Book Review: Lunar Eclipse oleh Nindya Chitra
Judul: Lunar Eclipse
Penulis: Nindya Chitra
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-04-5490-0
Tebal: 416 halaman
Cetakan Pertama: Februari 2018
🌞🌞🌞
Blurb:
Jangan datang ke sekolah pada bulan purnama. Atau, kamu tak akan pernah bisa pulang.
Serena Aldyathena tak pernah menyangka mimpi buruk yang kerap hadir dalam tidurnya merupakan pertanda terbukanya gerbang kegelapan. Sebuah kecelakaan menghentikan mimpi-mimpinya, lantas menukarnya dengan kemampuan berinteraksi dengan mereka yang berdiri di ambang hidup dan mati.
Kenzie Reynand Praditama menyandang gelar indigo di belakang predikat most wanted di SMA Prisma Jaya. Dia memanfaatkan kemampuan tak wajarnya untuk mendapat perhatian semua orang dan menjaili hantu-hantu penghuni sekolah.
Sebuah tragedi melibatkan Serena dan Ken dalam pencarian kebenaran atas kematian sesosok hantu misterius. Satu per satu tabir tersingkap. Pencarian mereka bermuara pada satu titik di mana jawaban atas mimpi buruk yang pernah menghantui Serena menunjukkan bahwa mimpi tersebut bukan bunga tidur belaka. Dia memperkenalkan diri sebagai sesuatu yang lebih pekat dari kegelapan, lebih mengerikan dari kematian, dan lebih menyeramkan dari hantu mana pun tapi tak dapat disingkirkan tanpa meninggalkan bekas. Sebab, manusia dan emosinya bisa menjadi kombinasi paling merusak yang pernah ada.
🌞🌞🌞
Review:
Aku bisa melihat 'mereka' yang tak tampak di mata orang kebanyakan.
Itu rahasiaku. Jangan katakan pada siapa pun.
Serena Aldyathena mengalami mimpi buruk yang berulang-ulang nyaris tiap malam, seminggu sebelum kunjungan wisata SMP-nya ke Taman Hutan Raya Djuanda. Di sebuah pemakanan, pada malam yang kelam ditemani bulan purnama, Serena dikejar-kejar oleh segerombol serigala yang tampak sangat menyeramkan dan menakutkan.
Sampai pada hari kunjungan wisata SMP-nya tiba, sebuah kecelakaan terjadi. Setelah Serena sadar dari satu bulan koma, mimpi itu pun akhirnya tak kembali lagi, sekaligus tak kembalinya nyawa sahabatnya, Tesa. Dan sejak itu pula, mata batin Serena terbuka, mengakibatkan ia dapat melihat makhluk-makhluk mengerikan yang tak ingin orang lain lihat.
Lalu, Serena mendapat beasiswa untuk bersekolah di sebuah SMA yang bergengsi di Bandung, SMA Prisma Jaya. Tapi, hari-hari pertamanya di sekolah sangat menakutkan. Ternyata, pagar hitam sekolahnya itu sama dengan pagar yang melindunginya dari serigala-serigala di dalam mimpiny.
Nama lengkapnya Kenzie Reynand Praditama. Selalu menjadi pusat perhatian di SMA Prisma Jaya; anak dari pemilik saham terbesar di Yayasan Prisma Jaya, ketua tim basket sekolah, jago taekwondo, juara umum jurusan IPA, dan berwajah tampan. Kurang apa lagi?
Cowok yang akrab dipanggil Ken ini usil. Selain memiliki sifat narsisme yang tinggi, karena kemampuan indigo yang dimilikinya, Ken sering menjahili hantu-hantu penunggu sekolah dan menceritakan ke seluruh warga sekolah barmacam kisah tentang hantu-hantu itu.
Ken memang memiliki sifat yang kadang menyebalkan, tapi tidak bisa dibenci. Charming banget. Fans-nya di SMA Prisma Jaya aja banyak banget! Tapi, Serena sendiri tidak suka dengan Ken. Serena yang merupakan bagian tim rubrik 'trending topic' dari tabloid bulanan sekolah, kerap kali mengorek informasi jelek dan mencari kelemahan tentang Ken untuk dipublikasi.
Namun, karena sebuah tragedi, Serena harus bekerjasama dengan Ken. Mereka harus menjadi 'detektif', mencarian kebenaran atas kematian sesosok hantu misterius.
Aku beranggapan diriku berdiri di antara ketakutan dan keberanian, dan ragu memutuskan untuk pergi ke arah mana. Adakalanya aku berani, namun ada pula saat aku merasa takut hingga rasanya sulit membuka mata hanya untuk meyakinkan pandangan.
Karen adalah sahabat Serena sejak kelas X. Pada saat acara PENSI sekolah sedang berlangsung, Karen akan ke bandara untuk menjemput Kinan, adiknya, yang baru tiba dari Jogja. Fakta yang baru Serena ketahui, ternyata Karen memiliki saudara kembar. Namun, tepat setelah acara selesai diadakan, Karen memberi tahu Serena kalau adiknya itu menghilang. Saat dia di bandara, dia tidak dapat menemukan adiknya itu.
Serena pun sangat ingin membantu sahabatnya. Namun, minggu demi minggu telah berlalu. Kinan masih belum bisa ditemukan.
Sebulan kemudian, sebuah berita sedang hangat-hangatnya di sekolah: Ken dekat dengan seorang gadis bernama Adriana Kinanti. Karena penasaran, Serena pun ikutan nimbrung temannya untuk ngegosip. Beritanya, notes milik Adriana Kinanti terjatuh dan diambil oleh Ken. Ternyata, setelah melihat wajah Adriana Kinanti yang difoto salah satu temannya dari isi notes itu, dia ingat seseorang... Kinan. Adriana Kinanti adalah Kinan!!!
Serena pun menemui Ken untuk menanyai hal itu. Panjang cerita, Serena dan Ken seperti menjadi tim untuk membantu Karen mencari Kinan yang statusnya entah apa: mati atau hidup.
Cerita disuguhkan melalui sudut pandang orang pertama, yaitu Serena, sang peran utama. Aku sangat suka dengan gaya penulisannya. Bahasanya tidak bertele-tele. Peran utamanya sangat pemberani. Juga, ceritanya sangat menyeramkan, tanpa terkesan dilebih-lebihkan!
Ceritanya benar-benar menyeramkan! Dengan alur maju dan terasa mengalir, aku sangat suka perasaan saat baca buku ini. Bukan. Bukan rasa takutnya. Geregetnya suka! Banyak adegan yang menegangkan yang tidak bisa aku sebutkan di sini karena bersifat spoiler. Petualangan Sherlock-Watson ala Serena dan Ken juga sangat manis. Yep, I ship Serena and Ken.
Buku dengan cover yang menyeramkan ini ternyata tidak selalu bercerita tentang hal-hal yang menyeramkan. Ada juga bumbu-bumbu persahabatan, cinta, dan keluarga. Khas novel remaja. Memang banyak sekali hantu-hantu khas Indonesia yang mengambil peran 'cameo' di cerita ini yang bikin seram.
Melalui sudut pandang Serena, rasanya aku seperti benar-benar merasakan hal yang dirasakan oleh tokoh ini. Banyak sekali kejadian yang menegangkan. Isi kertasnya pun ditambah dengan warna-warna bayangan hitam yang menambah kesan seram dalam cerita. Dan, Serena itu sangat berani dan kuat! Tipe cewek yang patut dijadikan panutan, hihi!
Di awal cerita, memang berfokus pada kasus misterius hilangnya Kinan. Tapi, dengan mengalirnya cerita hingga ke bagian-bagian akhir, ada banyak sekali rahasia-rahasia yang terungkap. Aku banyak bicara-bicara sendiri saking kesalnya. Tebakanku salah semua! Seperti biasa.
Aku sangat suka dengan kata-kata yang dipakai oleh penulis. Rasanya pas banget saat dibaca. Buku yang menurutku cukup tebal untuk novel remaja ini pun dikemas dengan sangat baik keseluruhannya.
Selama ini gue selalu berusaha ngelupain rasa takut. Biar bisa berani. Lo juga ngerasain, kan gimana dilemanya seorang indigo yang bisa dibilang nggak normal? Apalagi yang kayak gue. Tapi sejak kenal lo, gue sadar apa rasa takut sebenarnya. Karena takut, gue jadi berusaha melindungi mati-matian. Gue jadi berusaha untuk nggak kehilangan.
Dan, aku sangat menyukai Ken! Rasanya aku pengin banget nulis satu buku tentang kenapa aku suka sama Ken. Buku horror-thriller ini sukses membuatku menangis karena bumbu romance-nya yang menurutku lumayan kuat.
Sangat direkomendasikan untuk semua pembaca yang suka kisah remaja-remaja pemberani! Tenang. Ceritanya nggak menye-menye manja gitu, kok. Horror, sih, tapi ceritanya itu MANIS!!! 💙💙💙
🌞🌞🌞
Terima kasih untuk Penerbit Elex Media, Nindya Chitra, dan Peeky Book Tourian karena telah mempertemukanku dengan Ken, eh, buku keren ini. Aku sangat antusias menunggu Lunar Game!
Tidak ada komentar: