Book Review: Caffe 049 oleh December Daisy

Desember 23, 2017




Judul: Caffe 049
Penulis: December Daisy
Penerbit: Penerbit Clover
Tebal: 192 halaman
ISBN: 9786024284862
Rate: 🌟🌟🌟🌟🌟


Blurb:
[DIJUAL CEPAT! SEBUAH BANGUNAN DUA LANTAI, LUAS 386m² di daerah Seogyo.]

Begitulah sebuah pengumuman singkat yang ia pasang di salah satu halaman iklan website penjualan properti bersama dengan foto bangunan tersebut. Itu adalah sebuah iklan penjualan sebuah bangunan tua bekas kafe peninggalan orangtuanya. Perasaannya menjadi gelisah setiap kali mengawasi deret iklan tersebut.

Apa yang Mooyoung harapkan dari iklan ini?
Apakah dengan begini ia dapat melupakan seluruh kenangan menyakitkan mengenai mereka?
Tapi, mengapa hal ini tidak berjalan seperti keinginannya? 
Siapa ketiga orang yang menggunakan bangunan kafe milik orangtuanya?
Mengapa mereka mengatakan ini adalah tempat milik mereka?
Siapa juga First Snow?
Mengapa ia seperti mengenal Mooyoung dengan baik?



Review:
Cerita tentang kopi dengan kehilangan, kenangan, dan melepaskan💙.

Jang Mooyoung kehilangan kedua orangtuanya ketika ia berumur 15 tahun di malam Natal. Pria yang kini berumur 23 tahun itu ingin menghapus semua kenangannya dengan orangtuanya, termasuk sebuah bangunan dua lantai bekas caffee peninggalan orangtuanya. Setelah mencoba untuk menjualnya melalui agen perantara dan berakhir geram, Mooyoung pun mengunggah artikel pada sebuah website iklan.

Tanpa menunggu lama, seseorang beralamat email first.snow@naver.com ternyata berminat dengan tawarannya itu. Saat diajak bertemu, Mooyoung ragu. Karena, alasan ia awalnya menjual bangunan itu melalui agen perantara adalah agar tidak bertemu langsung dengan orang. Mooyoung juga tak ingin kembali ke bangunan yang penuh memori akan orangtuanya itu.

Mooyoung benar-benar benci dengan kopi. Mencium baunya saja bisa membuat Mooyoung jadi mual. Namun, kehadiran tiga orang yang ternyata memakai gedung peninggalan orangtua Mooyoung tanpa izin dan menjadikannya kafe itu, berusaha menyadarkan Mooyoung akan arti kopi.

***

“Apakah kau pernah menangisi kepergian seseorang untuk selamanya?” – hlm 72
Kehilangan orang yang dicintai memang berefek besar, ya. Karena orangtua Mooyoung terobsesi dengan kopi, ia jadi membenci kopi. Dan sekarang Mooyoung benar-benar trauma jika dekat-dekat yang namanya kopi dan kafe😱.

“Manusia itu makhluk yang paling egois, bahkan di saat seseorang meninggal sekalipun. Kau akan menangis hanya karena mereka tak lagi berada di sisimu untuk bisa memenuhimu dengan sesuatu yang mereka telah sediakan selama ini.” – hlm 73

Kehadiran seseorang dengan email bernama First Snow yang ingin membeli bangunan ini, menemani Mooyoung (melalui email) yang kerap kebingungan mengapa orang-orang sangat menikmati kopi. Mooyoung merasa sosok di balik email first.snow@naver.com ini seperti mengenalnya. Umur mereka saja sama. (First Snow awalnya menebak umur Mooyoung dan ternyata benar!). Bahkan, pertanyaan yang dikirimnya bisa membuat Mooyoung kepikiran terus. Membaca email mereka, dua orang yang belum pernah bertemu, memberi kesan yang berbeda saat membacanya. Misterius, tapi juga hangat.

Lalu, di buku ini diselipkan beberapa adegan flashback. Salah satu contohnya ialah tentang Mooyoung dulu sewaktu masih di panti asuhan. Suatu kejadian terjadi. Dan ternyata, kejadian itu lah yang mengubah Mooyoung menjadi sosok yang datar–tidak lagi menunjukkan perasaan melalui ekspresi wajahnya.

 “Kopi adalah bagian dari seni kehidupan, mengingatkan mereka pada kehidupan. Setiap kali kau mengecapnya, akan ada rasa yang berbeda dan baru.” – hlm 149

Pembaca juga diberi tahu sekilas, beberapa pengetahuan tentang kopi. Seperti cara membuatnya. Kopi yang dibuat dengan bahan yang sama, alat yang sama, cara yang sama, tapi oleh orang yang berbeda, maka rasanya pasti berbeda.
  
Aku dibuat terharu. Nangis beneran, loh😢😭. The writing is so lovely💙. Penyampaiannya ringan, dan dialognya juga enak dibaca. Karena ini settingnya di Korea Selatan, jadi nama-namanya ada tambahan yang untuk sapaan gitu (apa ya namanya?😅).

Aku suka banget sama ceritanya. Ceritanya menyentuh. Banyak pesan-pesan moralnya juga. Walaupun aku (sepertinya) baru kali ini baca cerita yang memiliki setting di Korea Selatan, aku nggak merasa susah kok bacanya. Juga ada info-info sekilas tentang budayanya. Di bagian bawah halaman ada catatan kaki alias foot note. Jadi, bagi pembaca yang belum tahu atau terbiasa dengan settingan Korea Selatan nggak bakal bingung.

Sukses bikin aku nangis di bagian-bagian akhir. Emosional banget, deh, pokoknya. And, the plot twist!!!

Recommended banget untuk yang suka kopi, cerita misteri dalam kehidupan, keluarga--semuanyaaa harus baca deh!!💙






Terima kasih untuk (instagram) @tourianpeekybook, @decdaisy91, dan @penerbitclover yang telah memberiku kesempatan untuk berbagi kenangan dengan Mooyoung💙

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.